HAKEKAT
PENDIDIKAN
1. Pengertian
Pendidikan
Pendidikan
secara etimologi, terdiri dari paedagogie
dan paedagogiek. Paedagogiek berasal
dari bahasa Yuninani yaitu paedagogia, terdiri dari kata paedos yang artinya
anak, dan agoge yang artinya memimpin, (Purwanto.2000). Paedagogiek dapat
diartikan pergaulan dengan anak-anak. Paedagogiek atau ilmu pendidikan ialah
ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan
mendidik. Paedagogie artinya adalah pendidikan, sedangkan paedagoog adalah
pendidik atau ahli didik yakni seseorang yang tugasnya membimbing anak dalam
pertumbuhannya agar dapat berdiri
sendiri (Purwanto. 2000).
Menurut
bahasa Belanda , pendidikan berasal dari kata Ofvooden yang artinya memberi
makan. Setiap manusia yang diberi makan pasti akan tumbuh dan berkembang.
Makanan menurut pemahaman mereka adalah berupa pendidikan, pengajaran,
pemberian pengetahuan, latihan dan pemberian pengalaman.
Dalam
bahasa Inggris, pendidikan adalah Education yang menekankan bahwa pendidikan
tidak hanya mencakup nalar atau intelektual saja, melainkan mencakup
pengembangan moral atau kepribadian, karakter atau sikap anak yang meliputi
berbagai kecerdasan yang dapat dikembangkan dalam kehidupan anak sebagai
manusia. Dalam pengembangan diri anak sebagai manusia dalam kegiatan pendidikan
terjadi interaksi dengan lingkunggannya yang berlangsung secara formal.
Menurut
bahasa Jerman, pendidikan berasal dari kata Ziechung yang artinya membawa
keluar. Sedangkan menurut bahasa Romawi Kuno pendidikan adalah educare yang
artinya menarik keluar. Menurut kedua pengertian ini orang atau individu
memiliki potensi yang dibawa sejak lahir, yang dapat dikembangkan. Potensi ini
masih tersimpan dan belum berkembang. Tugas pendidikan adalah menarik keluar,
membawa keluar potensi-potensi yang dimiliki anak, yang berarti membina dan
mengembangkannya sehingga menjadi realita atau kenyataan. Tugas pendidik dalam
pendidikan adalah membimbing, memimpin dan mengarahkan anak didik (peran
peserta didik) dalam pertumbuhannya agar menjadi manusia yang dapat berdiri
sendiri atas tanggung jawab sendiri.
Kegiatan
pendidikan yang dilaksanakan melalui hubungan antara pendidik dan peserta didik
merupakan upaya yang istimewa dan unik. Istimewa disini dikarenakan dengan
pendidikanlah (individu) manusia dipersiapkan untuk menjalani kehidupannya,
serta di arahkan dan dimungkinkan untuk mencapai kehidupannya. Sedangkan unik,
dikarenakan pendidikan mengandung cirri-ciri yang khas yang tidak terdapat pada
kegiatan-kegiatan yang lain dan sifatnya selalu situasional dan kontekstual
(Prayitno. 2000).
Pendidikan
dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah
kedewasaan dan kematangan. Pendidikan haruslah berorientasi kepada pengenalan
realitas diri manusia dan dirinya sendiri, pengenalan itu tidak cukup hanya
bersifat objektif atau subyektif, tetapi harus kedua-duanya. Freire (2004) menyatakan pendidikan untuk
pembebasan, bukan untuk penguasaan (dominasi), pendidikan harus menjadi proses
pemerdekaan, atau penjinakan social budaya (social and cultural domestication).
Pendidikan
merupakan pemberdayaan sumber daya manusia. Makna pendidikan adalah memberikan
kebebasan pada seseorang untuk pengembangan dirinya sendiri sesuai dengan
potensi yang dimiliki. Dalam proses pemberdayaan, peserta didik dididik dan di bimbing menjadi SDM yang
memiliki visi, berpijak diatas realita, selalu berhadapan dengan orang lain,
dan sebagai orang yang berani. Sarah
Cook & Steve Macaulay (dalam Nursid Sumaatmadja. 2002: 80) menjelaskan ada
empat dimensi, yaitu visi, realita, orang (manusia lain), dan keberanian.
Keempat dimensi ini harus dimiliki oleh orang atau kepemimpinan yang
ber-empowerment. Jan Carizon (dalam Nursid Sumaatdja. 2002:79) tentang
pengertian empowerment: “ Empowerment adalah pembebasan seseorang dari kendali
yang kaku… dan memberikan orang tersebut kebebasan untuk bertanggungjawab
terhadap ide-idenya, dan keputusan-keputusannya, tindakan-tindakannya.
Pada
hakekatnya pendidikan itu bukan membentuk, bukan menciptakan seperti yang
diinginkan, tetapi menolong, membantu dalam arti luas. Membantu menyadarkan
anak tentang potensi yang ada padanya, membantu mengembangkan potensi seoptimal
mungkin, memberikan pengetahuan dan keterampilan, memberikan latihan-latihan,
memotivasi untuk terlibat dalam pengalaman-pengalaman yang berguna,
mengusahakan lingkungan yang serasi dan kondusif untuk belajar, mengarahkan
bila ada penyimpangan, mengolah materi pelajaran sehingga peserta didik
bernafsu untuk menguasainya, mengusahan alat-alat, meningkatkan intensitas
proses pembelajaran.
0 komentar:
Posting Komentar