Sabtu, 16 November 2013

Hakekat pendidikan

HAKEKAT PENDIDIKAN
1.      Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara etimologi, terdiri dari paedagogie dan paedagogiek. Paedagogiek berasal dari bahasa Yuninani yaitu paedagogia, terdiri dari kata paedos yang artinya anak, dan agoge yang artinya memimpin, (Purwanto.2000). Paedagogiek dapat diartikan pergaulan dengan anak-anak. Paedagogiek atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Paedagogie artinya adalah pendidikan, sedangkan paedagoog adalah pendidik atau ahli didik yakni seseorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya agar  dapat berdiri sendiri (Purwanto. 2000).
Menurut bahasa Belanda , pendidikan berasal dari kata Ofvooden yang artinya memberi makan. Setiap manusia yang diberi makan pasti akan tumbuh dan berkembang. Makanan menurut pemahaman mereka adalah berupa pendidikan, pengajaran, pemberian pengetahuan, latihan dan pemberian pengalaman.
Dalam bahasa Inggris, pendidikan adalah Education yang menekankan bahwa pendidikan tidak hanya mencakup nalar atau intelektual saja, melainkan mencakup pengembangan moral atau kepribadian, karakter atau sikap anak yang meliputi berbagai kecerdasan yang dapat dikembangkan dalam kehidupan anak sebagai manusia. Dalam pengembangan diri anak sebagai manusia dalam kegiatan pendidikan terjadi interaksi dengan lingkunggannya yang berlangsung secara formal.
Menurut bahasa Jerman, pendidikan berasal dari kata Ziechung yang artinya membawa keluar. Sedangkan menurut bahasa Romawi Kuno pendidikan adalah educare yang artinya menarik keluar. Menurut kedua pengertian ini orang atau individu memiliki potensi yang dibawa sejak lahir, yang dapat dikembangkan. Potensi ini masih tersimpan dan belum berkembang. Tugas pendidikan adalah menarik keluar, membawa keluar potensi-potensi yang dimiliki anak, yang berarti membina dan mengembangkannya sehingga menjadi realita atau kenyataan. Tugas pendidik dalam pendidikan adalah membimbing, memimpin dan mengarahkan anak didik (peran peserta didik) dalam pertumbuhannya agar menjadi manusia yang dapat berdiri sendiri atas tanggung jawab sendiri.
Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan melalui hubungan antara pendidik dan peserta didik merupakan upaya yang istimewa dan unik. Istimewa disini dikarenakan dengan pendidikanlah (individu) manusia dipersiapkan untuk menjalani kehidupannya, serta di arahkan dan dimungkinkan untuk mencapai kehidupannya. Sedangkan unik, dikarenakan pendidikan mengandung cirri-ciri yang khas yang tidak terdapat pada kegiatan-kegiatan yang lain dan sifatnya selalu situasional dan kontekstual (Prayitno. 2000).
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan dan kematangan. Pendidikan haruslah berorientasi kepada pengenalan realitas diri manusia dan dirinya sendiri, pengenalan itu tidak cukup hanya bersifat objektif atau subyektif, tetapi harus kedua-duanya.  Freire (2004) menyatakan pendidikan untuk pembebasan, bukan untuk penguasaan (dominasi), pendidikan harus menjadi proses pemerdekaan, atau penjinakan social budaya (social and cultural domestication).
Pendidikan merupakan pemberdayaan sumber daya manusia. Makna pendidikan adalah memberikan kebebasan pada seseorang untuk pengembangan dirinya sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki. Dalam proses pemberdayaan, peserta didik  dididik dan di bimbing menjadi SDM yang memiliki visi, berpijak diatas realita, selalu berhadapan dengan orang lain, dan sebagai orang yang berani.  Sarah Cook & Steve Macaulay (dalam Nursid Sumaatmadja. 2002: 80) menjelaskan ada empat dimensi, yaitu visi, realita, orang (manusia lain), dan keberanian. Keempat dimensi ini harus dimiliki oleh orang atau kepemimpinan yang ber-empowerment. Jan Carizon (dalam Nursid Sumaatdja. 2002:79) tentang pengertian empowerment: “ Empowerment adalah pembebasan seseorang dari kendali yang kaku… dan memberikan orang tersebut kebebasan untuk bertanggungjawab terhadap ide-idenya, dan keputusan-keputusannya, tindakan-tindakannya.

Pada hakekatnya pendidikan itu bukan membentuk, bukan menciptakan seperti yang diinginkan, tetapi menolong, membantu dalam arti luas. Membantu menyadarkan anak tentang potensi yang ada padanya, membantu mengembangkan potensi seoptimal mungkin, memberikan pengetahuan dan keterampilan, memberikan latihan-latihan, memotivasi untuk terlibat dalam pengalaman-pengalaman yang berguna, mengusahakan lingkungan yang serasi dan kondusif untuk belajar, mengarahkan bila ada penyimpangan, mengolah materi pelajaran sehingga peserta didik bernafsu untuk menguasainya, mengusahan alat-alat, meningkatkan intensitas proses pembelajaran.

0 komentar:

Posting Komentar

 
ingatanku Blogger Template by Ipietoon Blogger Template